Kamis, 31 Januari 2008

Jawaban Quiz : Tebak Qori Berhadiah

Berikut ini jawaban QUIZ yang saya posting beberapa waktu yang lalu :
1. Nama Surat : Al-An'aam (surat ke-6)
2. Nama Qari : Syaikh Fahd bin Salim Al-Kanderi (www.alkanderi.com)
3. Negara Asal : Kuwait

Jadi, tidak ada yang berhak mendapatkan hadiah-hadiahnya, karena tidak ada jawaban yang benar atau lebih tepatnya benar-benar tidak ada yang menjawab.

Meskipun demikian, anda berhak mendapatkan BONUS HADIAH karena sudah berkenan MEMBACA postingan ini.

Hadiahnya adalah e-book dengan judul "Kiat Berpegang Teguh dengan Agama Allah", silahkan didownload di sini.

Semoga bermanfaat!!!!!!!!!!!!!!!!

Senin, 28 Januari 2008

Usaha dan Takdir

Seorang Shahabat Nabi SAW pernah menyatakan, "Aku lebih bersungguh-sungguh dalam beramal, setelah memahami arti Iman kepada Takdir Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa".

Banyak orang yang tersesat karena salah memahami Takdir. Syaikh 'Utsaimiin membaginya menjadi 2 golongan :

Golongan Jabriyyah, mereka tersesat karena menganggap manusia tidak berdaya apa-apa, seperti daun yang ditiup angin. Tidak punya kemauan maupun kemampuan untuk berusaha.

Golongan Qadariyyah, mereka tersesat karena menganggap Allah SWT. tdk mengetahui apa yang akan terjadi, dan bahwa masa depan sepenuhnya tergantung pada kehendak dan kemampuan manusia.

AhlusSunnah berpendapat di antara keduanya, manusia memiliki usaha, kemauan, dan kemampuan. Akan tetapi hasilnya adalah sesuai apa yang ditakdirkan Allah SWT di Lauh Mahfuzh, QS. 57:22-24

" Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barang siapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

Hadits RasululLaah ShallalLaahu 'alayhi wa sallam,

"Mu'min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu'min yang lemah. Bersungguh-sungguhlah dalam setiap yang bermanfaat buatmu, mintalah pertolongan Allah SWT. serta janganlah bersikap lemah. Akan tetapi jika kamu tertimpa sesuatu (yang tidak sesuai harapan), jangan berkata seandainya aku dulu begini atau begini (tentu kejadiannya tidak seperti ini), namun katakanlah Allah telah menakdirkan dan memperbuat apa yang dikehendakiNya. Karena ucapan 'seandainya dulu...' akan membuka pintu (godaan) Syeitan " (HR Muslim dan yang lainnya)

Untuk mendekatkan pemahaman kita pada pengertian yang benar dalam masalah ini, saya mengutip pernyataan shahabat di awal tulisan ini dengan menurunkan kaidah :

1. Jika iman kepada takdir membuat kita tidak lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah, berarti pemahaman kita salah (Misal, orang yang berkata, "Buat apa saya beribadah, khan kalau saya ditakdirkan ke neraka, percuma saja!")

2. Jika iman kepada takdir tidak membuat kita bersungguh-sungguh berusaha dalam menafkahi keluarga, pemahaman itu pun salah. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahulLaahu Ta'aalaa menjelaskan bahwa orang yang benar dalam bertawakal akan memenuhi 3 aspek :(i) Yakin dalam hati bahwa Allah SWT menguasai seluruh kejadian, semua kebaikan yang didapat maupun terhindarnya semua bencana hanya ada di tanganNya. (ii) Bersungguh-sungguh dalam menjalankan syariat, karena percaya penuh pada Allah SWT berarti percaya pula bahwa petunjukNya adalah SATU-SATUNYA jalan kesuksesan dan kebahagiaan serta keselamatan. (iii) Menjalani sebab yang telah ditunjukkanNya kepada kita, karena kalau bertawakal tapi tidak menjalani sebab berarti orang itu kurang berakal.

"Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT, niscaya kalian akan diberi rizki seperti burung, keluar pagi-pagi dalam keadaan perut kosong dan pulang sore hari dalam keadaan perut kenyang" (Hadits Shahih)

Untuk lebih menguatkan pemahaman ini, saya kemukakan satu perumpamaan :

Jika ada seorang pembantu bekerja di rumah orang yang kaya raya lagi dermawan lagi pemaaf, setiap orang yang bekerja di rumah itu selalu mendapat LEBIH dari yang ia kerjakan, dan ditolerir dalam kesalahan kecil pada pekerjaannya. Tiba-tiba beberapa lama kemudian, terdengar pembantu tersebut masuk penjara, misalnya karena melakukan penyiksaan terhadap anak majikannya, bagaimana pendapat masyarakat? Siapa yang disalahkan?

Nah, kalau kita yakin bahwa Allah SWT adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Rizki, Maha Pemberi Petunjuk, Maha Pengampun, Maha Bijaksana, .... lalu kalau pada akhirnya kita masuk neraka, maka kita HANYA BISA MENYALAHKAN DIRI KITA SENDIRI!!! *na'uudzu bilLaahi min dzaalik*

QS. 67:7-11
"[7] Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,

[8] hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"

[9] Mereka menjawab: "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar".

[10] Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

[11] Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."

Demikian, semoga bermanfaat.

WalLaahu Ta'aalaa A'lam.

Rabu, 16 Januari 2008

Keutamaan Shaum 10 Muharram

AlhamdulilLaah, wash shalaatu wassalaamu 'alaa RasuulilLaahi wa ba'du :

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah menyampaikan umur kita ke Tahun 1429 Hijriyah ini. Kebanyakan orang merasa perlu menunjukkan kegembiraannya memasuki tahun baru Hijriyah dengan membesarkan momen 1 Hijriyah, padahal perbuatan ini tidak disyariatkan bahkan dikhawatirkan tasyabbuh. WalLaahu a'lam.

Akan tetapi yang jauh lebih penting adalah mengamalkan Sunnah RasuulilLaah shallalLaahu 'alayhi wa sallam ketika datang bulan Muharram, yaitu shaum pada tanggal 10 Muharram dengan disertai 1 hari sebelumnya atau sesudahnya. Jadi kita bisa memilih apakah shaum hari Jum'at dan Sabtu (9 dan 10) atau Sabtu dan Ahad (10 dan 11). Mengapa demikian?

Shaum 10 Muharram adalah Sunnah Taqriiriyyah, artinya ketetapan RasululLah SAW meskipun beliau belum melaksanakannya. Shaum 10 Muharram disyariatkan saat RasuululLaah SAW mengetahui bahwa orang Yahudi di kota Madinah shaum tanggal 10 Muharram sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas pertolonganNya kepada Nabi Musa 'alayhis salaam. Maka RasuululLaah SAW menyuruh umatnya, umat yang lebih berhak menjadi penerus Nabi Musa AS, untuk shaum juga dengan MENYELISIHI orang Yahudi yaitu ditambah sehari sebelumnya atau sesudahnya.

Setelah shaum Ramadhan diwajibkan, maka shaum di bulan Muharram menjadi sunnah yang diutamakan seperti hadits bersumber dari Abu Hurairah radliyalLaahu 'anhu:

"Seutama-utama waktu shaum setelah Ramadhan adalah SyahrulLaah Al Muharram (Bulan Muharram)."

[HR Muslim: Kitabu Shiyam, Abu Dawud, Aunul Ma'bud:2412, At Tirmidi:740]

Fadhilah Shaum 'Asyura' (tanggal 10 Muharram) menurut Abu Qataadah radliyalLaahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: "Shaum Arafah menghapus dosa dua tahun, sedangkan shaum 'Asyura' menghapus dosa satu tahun sebelumnya." [HR.Muslim:1162].

"Shaumlah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh (Muharram) dan jangan kalian menyerupai orang Yahudi." [HR. At Tirmidzi:3/287] Penutup hadits ini untuk tidak menyerupai Yahudi difahami para ulama kalau kita tdk sempat/lupa shaum tgl. 9 maka shaum yg tgl 10 hendaknya diikuti tanggal 11 Muharram. Apalagi ada hadits berikut ini,

"Shaumlah hari 'Asyura' dan selisihilah Yahudi, maka shaumlah satu hari sebelum dan satu hari sesudahnya." [HR. Ahmad:1/239].

WalLaahul Muwaffiq ilaa aqwamit thariiq.

Semoga Allah SWT. memberikan TaufiqNya pada kita semua untuk dapat melaksanakannya. Aamien.

P.S. : Dari berbagai sumber... ;)

Jumat, 04 Januari 2008

Antara "Menulis" dan "Menulis dengan Baik"

Dalam salah satu ungkapan bahasa Arab, yang sebagian orang menganggapnya diriwayatkan dari RasuululLaah shallalLaahu 'alayhi wa sallam, ada nasehat seperti ini, "Belajarlah kalian mendengar dengan baik, sebagaimana kalian belajar bicara dengan baik". Saya belum mengelaborasi keshahihan riwayatnya, apakah benar merupakan Hadits Nabi atau bukan, tapi yang jelas ungkapan tersebut sangat sesuai dengan sifat hamba-hamba Allah Subhaanahuu wa Ta'aalaa yang mendapat sebutan ULUL ALBAAB (orang-orang yang berakal), seperti dalam Q.S. Az Zumaar ayat 17 dan 18 yang maknanya sebagai berikut :

"[17]...sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, [18] yang mau mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk, dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal."

Benar, kebanyakan manusia susah untuk belajar mendengar dengan baik. Mereka lebih sering sibuk menghiasi kata-kata dan pembicaraan mereka agar lebih didengar orang. Padahal hikmah kita diberi satu mulut dan dua telinga, antara lain, adalah agar kita lebih banyak mendengar daripada bicara.

Lalu apa hubungannya dengan judul tulisan ini?

Kalau dikiaskan, bisa juga kita menarik kesimpulan bahwa kita harus lebih banyak membaca daripada banyak menulis. Tapi sayangnya analogi ini tidak terlalu tepat karena :

1. Kita belajar membaca lebih dahulu dari belajar menulis (beda dengan "belajarlah mendengar dengan baik sebagaimana kalian belajar bicara dengan baik").

2. Belajar menulis tidak cukup dengan hanya banyak membaca tapi perlu berlatih cara menuangkan hal-hal yang diserap sebagai hasil bacaannya itu dalam tulisan (beda dengan ungkapan di atas, yang mengisyaratkan orang bisa berbicara baik tanpa mendengar dengan baik, walaupun tentunya kalau dia mau mendengar dengan baik akan lebih baik lagi pembicaraannya).

3. Tidak terlalu berhubungan tapi bisa menunjukkan bahwa analoginya kurang tepat, yaitu : mata kita dan tangan kita sama-sama ada dua (he...he...).

Meskipun analoginya tidak terlalu tepat, tapi secara prinsip ada kesamaan yaitu : kita harus belajar membaca dengan baik dan juga belajar menulis dengan baik pula.

Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa : mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Zaman dahulu kita menulis dengan pena dan kertas, tapi sekarang kebanyakan kita "menulis" dengan bantuan papan ketik (keyboard). Dengan adanya komputer dan internet pekerjaan menulis jadi kegiatan yang sangat sering dilakukan sehari-hari. Profesi sebagai penulis di zaman kita ini sangat menjanjikan hasil yang menguntungkan, baik keuntungan duniawi maupun ukhrawi ... insya Allaah. Tentunya bukan dengan asal menulis, tetapi menulislah dengan baik!

Bagaimana caranya agar kita bisa menulis dengan baik?

Seorang wartawan di salah satu Harian papan atas Jawa Barat, Tendy K. Somantri, menyatakan bahwa resepnya di tahap pertama ada 1000 dan dilanjutkan dengan tahap ke-2 ada seribu juga. Apa itu? MEMBACA...1000x dilanjutkan dengan MENULIS...1000x juga :)

Adapun Jonru, tokoh di balik sekolah menulis online belajarmenulis.com menyatakan : menulislah dengan perasaan, tulisan harus mengalir, mengikuti keinginan kita apa adanya, dan jangan dibuat-buat. Begitu kurang lebih yang saya tangkap. Ada benarnya, karena salah seorang rekan saya juga menyatakan hal tersebut pada salah satu tulisan di blognya, yang terus terang merupakan salah satu blog favorit yang sering saya kunjungi.

Saya sendiri mempunyai asumsi bahwa penulis yang baik adalah yang punya kelebihan atau kepakaran, meskipun "orang biasa" bisa juga mengasah kepakarannya kalau benar-benar serius dalam belajar menulis. Bukti untuk asumsi ini lihat saja blognya Cosa Aranda, Priyadi, Yusril Ihza Mahendra, dan tentu saja... saya sendiri (he...he...). *ampun bet jadi katularan narsisna kang Agah kieu, yeuh! (Kata Aa Gym mah terlalu banyak nyebut "sayah", meureun!)*

Adapun bagi yang ingin mengasah lebih jauh kemampuan menulisnya, baik sebagai pemula maupun penulis senior, sekolah menulis online belajarmenulis.com adalah alternatif yang sangat menjanjikan.

Pada mulanya saya agak kurang sreg dengan situs ini, khoq ada yang berani-beraninya ngaku bisa ngajarin nulis? Namun setelah menjelajahi situs tersebut dan tautan (link) yang diarahkannya, mulai timbul kekaguman pada seorang Jonru (maaf, bukan sekedar memuji nih!). Salah satunya karena beliau mampu "mengimbangi" orang-orang papan atas dunia blogging, sebut saja Priyadi dan Prof. Amal di antaranya.

Hal ini bukan berarti tak ada kekurangan dalam situs tersebut. Salah satunya, gambar di bannernya bisa misleading. Waktu pertama kali membuka situsnya, saya tercengang ... khoq Jonru keren banget, sih? (*mungkin karena saya yang terlalu polos*)

INILAH "JHON ROE" MENURUT SAYA SEBELUMNYA...HE...HE...



Tapi alhamdulilLaah, setelah membuka jonru.net barulah saya tahu bahwa ternyata Jonru berjenggot juga seperti saya (*tambah yakin, nih!*).

DA...N, INILAH SEJATINYA "JHON DOE"...EH BANG JONRU, DING



Hal yang perlu disayangkan juga adalah tidak adanya panduan tur singkat yang bisa meyakinkan pendatang situs ini untuk mau belajar menulis melalui sekolah menulis online ini.

Adapun tags yang ditampilkan di halaman utama bisa agak meyakinkan pemula yang mendatangi situs ini, asal dia menindaklanjutinya dengan meng-klik tautannya.

'Alaa kulli haal atau anyway *duh.../swt deh*, situs ini memang pantas menyatakan MAMPU MENGAJARI ANDA BELAJAR MENULIS. Mau belajar menulis? Ya, di belajarmenulis.com tempatnya!!!

WalLaahu a'lam.

Fenomena "Kambing Jantan"

Senang menghibur diri adalah manusiawi...tapi hati-hati kalau menghibur diri hanya untuk senang menertawakan orang lain dan merasa kita jadi orang yang lebih baik...

Walaupun tentu saja banyak yang rela dirinya jadi tertawaan orang, dan dengan itu bahkan dia bisa mendapatkan penghasilan.

Dunia BLOGGING digemparkan dengan buku "laris manis bak kacang goreng" yang ditulis oleh blogger humoris Raditya Dika yang menyebut dirinya sebagai "Kambing Jantan" sekaligus jadi judul buku pertamanya.

Sebagai seorang yang biasa berdakwah, saya melihat dalam tulisannya Dika justru tidak membuat kita jadi sehat dalam humor-humornya, malah bisa bertambah sakit. Pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan seorang Penulis Blog yang jauh lebih BERMUTU dari "Kambing Jantan", insya Allah humor-humor dalam tulisannya bisa menambah sehat lahir dan bathin. Aamien.

Siapakah dia? Baca saja disini dan disini dan...............

PS. : Bila penulis tersebut membaca postingan ini saya anjurkan SEGERA BUKUKAN Tulisan-tulisan di BLOG Anda, biar saya bisa ngasih KATA PENGANTAR...he...he..

Rabu, 02 Januari 2008

Menyeimbangkan antara Berani dan Takut dalam memasuki Dunia Kerja

Ketika jalan-jalan di blog Mas Priyadi, saya terpukau dengan tulisan yang amat pan...jaaaaa....ng tentang Pengalaman Seseorang yang Tertipu Iklan Lowongan Pekerjaan, lalu saya ikut memposting komentar seperti di bawah ini :

Dunia kerja emang banyak penipuan, tapi sering juga ada orang-orang yang merasa tertipu padahal dia tidak mempelajari tawaran dengan baik atau memaksakan diri mengambil job yang di luar kemampuannya.

Saya mau sharing opini nih :
1. Jangan takut mencoba lagi karena selalu ada resiko dalam setiap langkah kita.
2. Agar kita bisa “ikhlas” ketika gagal, selalu siap kehilangan apa yang kita keluarkan sebelum mengambil langkah (jangan terlalu all out!)
3. Agar kita bisa “ikhlas” ketika mendapatkan yang tidak sesuai permintaan kita, selalu siap belajar dan menerima tantangan, walaupun untuk saat ini kita belum betul-betul qualified. Saya pernah membaca quote yang membuat saya terkesan waktu itu “We are all like trees…we have to create new leaves, new directions…in order to grow.”
4. Allah SWT. menakdirkan seluruh kejadian di alam ini justru sebagai ujian keimanan serta keikhlasan agar kita tidak putus asa dan tidak sombong (Q.S. 4:79, 57:22-23, dan 64:11)

Maaf kalau terkesan menggurui, tapi profesi saya memang seorang guru.

Wassalaamu’alaykum wa rahmatulLaahi wa barakaatuh.

Selasa, 01 Januari 2008

Quiz : Tebak Qori Berhadiah! (valid upto 31/1/08)

Alhamdulillaah washshalaatu wassalaamu 'alaa RasuulilLaah...

Saya ingin memperkenalkan seorang Qori yang termasuk "favorit" saya sejak diperkenalkan oleh beberapa rekan dari Jeddah. Salah satu rekaman bacaan Qori tersebut dapat anda download di sini, dan anda berkesempatan mendapat hadiah via e-mail, sesuai jawaban yang bisa anda jawab dengan benar :

1. Surat apa yang dibaca? (hadiah : e-book)
2. Siapa nama Qori tersebut? (hadiah : rekaman audio ceramah)
3. Dari negara mana asalnya? (hadiah : e-book+audio ceramah yang berbeda dari 1&2)
BONUS : Bagi yang menjawab langsung benar 1 s.d. 3 mendapat tambahan [audio berbahasa arab+teks e-book arab+terjemahnya] ... buat latihan belajar Bahasa Arab, gitchu...!

Ketentuan :
a. Jawaban ditulis sebagai Komentar posting ini diawali [Ikutan Quiz], komentar biasa tidak perlu diawali [Ikutan Quiz].
b. Yang [Ikutan Quiz] menyertakan alamat emailnya, siapa tahu benar.
c. Jawaban boleh sama dengan peserta yang sudah posting duluan ;)
d. Quiz ditutup akhir Januari, dan hadiah dikirim via email insya Allaah di bulan Februari.

Sebagai penutup, saya ingatkan bahwa hadiah tersebut tidak seberapa. Tapi yang penting semoga partisipasi Anda menjadi kebaikan yang tercatat di sisi Allaah Subhaanahuu wa Ta'aalaa.

JazaakumulLaahu khayraa... Aamiin.