Jumat, 08 Agustus 2008

"Warga" Baru...!

AlhamdulilLaah, washshalaatu wassalaamu 'alaa RasuulilLaah, wa ba'd:

Sebagai lanjutan dari sharing sebelumnya saya ingin berbagi kebahagiaan dengan hadirnya "warga" baru di keluarga besar kami...ya, Bapak dan Ibu saya hari ini mendapat cucu baru dengan lahirnya bayi laki-laki adik saya yang beratnya 3,6 kg. AlhamdulilLaah, adik saya yang nomor dua hari ini melahirkan anaknya yang ke-8 di tanggal 8 bulan 8 tahun '08 (saya tidak tahu persis apakah tadi pagi kejadiannya tepat jam 8, he...he).

Saya ingin berceritera juga bahwa adik kedua saya ini (perempuan) ketika kami masih sama-sama belum menikah adalah saudara saya yang paling dekat. Maklum, kami tahu bahwa dalam Islam tidak boleh ada "pacaran", namun keuntungan ada saudara lain jenis yang umurnya dekat dengan kita bisa memudahkan "ta'aruf" jika kita lagi PDKT (pengalaman pribadi yang sudah terbukti, ...he..he).

Ketika menginjak bangku SMP adik saya ini sekolahnya sudah merangkap, paginya di sekolah umum di Lembang dan siangnya di Pesantren di Bandung. O, ya, umurnya 2 tahun di bawah saya, tapi selisih kelasnya 4 tahun di bawah saya. Waktu saya tingkat I di ITB adik saya baru lulus SMP dan melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri di Cijerah. Karena dia tidak mau juga meninggalkan kelas pesantrennya di Jln. Pajagalan 14 Bandung, saya diminta menemani agar mudah antar jemputnya. Pada waktu itu kami sering bermobil berdua kemana-mana, baik ke tempat kostnya di Cijerah maupun ketika belanja untuk toko buku kami yang di Lembang. Saya sendiri sempat menemani sekolah di pesantren adik saya tersebut hanya kuat satu semester saja, karena saya harus konsentrasi kuliah, dan ternyata adik saya pun akhirnya konsentrasi di MAN dan hanya kuat melanjutkan di Pesantren satu tahun saja. Inilah kemungkinan yang mendorong orang tua kami menyekolahkan adik kami yang paling kecil (perempuan juga) hanya murni di Pesantren tersebut sampai lulus tingkat Mu'allimien, walhamdulilLaah.

Salah satu pendorong saya dan adik-adik saya mendalami Dienul Islam juga dikarenakan adanya pendidikan untuk saling menyayangi dari orang tua kami. Jangankan dengan saudara kandung, sejak kecil saya sudah disuruh dekat dengan saudara-saudara sepupu saya, baik keponakan Bapak maupun keponakan Ibu. Kami diajari untuk selalu ingat pada hubungan kekeluargaan (silaturrahim). Nah, adik saya ini begitu dekat dengan saya sehingga kami sering saling berbagi ketika kami mulai tertarik pada lawan jenis, dan saling memberi saran. Singkat cerita, ketika saya menikah kelihatannya saya agak merasa "kehilangan" adik saya, dan begitu juga sebaliknya. Untung adik saya juga menikah sekitar setengah tahun setelah saya menikah, dan suaminya tiada lain sahabat saya yang sama-sama ngaji "kitab gundul" yang saya ceritakan di sharing sebelumnya. Meskipun anaknya sudah DELAPAN sekarang ini, keluarga mereka selalu dilimpahi rizqi dan kasih sayang dari orang-orang sekitarnya.

Adik ipar saya tadi lulusan pesantren, tapi juga seorang pengusaha yang sukses. Berkat ketekunannya, keluarga adik saya tersebut (suami istri) mengelola lebih dari DELAPAN toko; yang paling banyak toko mas, lalu toko grosir sembako, dan juga tentunya toko buku. Boleh dikata bakat kedua orangtua saya yang notabene pedagang menurun pada keluarga adik kedua saya itu.

Namun mereka juga sangat aktif dalam kegiatan sosial maupun dakwah dan pendidikan. Adik saya menjadi kepala RA dan suaminya menjadi ketua cabang salah satu ormas yang selama ini berperan besar mewarnai pemahaman keIslaman dalam keluarga besar kami. Anak-anak mereka pun sejak kecil sudah disekolahkan dengan pendidikan keIslaman, sehingga insya Allaah untuk keluarga mereka meskipun anaknya banyak tidak ada yang "terlantar" baik pendidikan lahir maupun bathinnya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'aalaa terus melimpahkan berkahNya pada keluarga kalian, wahai adikku ... juga dengan lahirnya anak ke-8 kalian ini semoga Allah 'Azza wa Jalla menjadikannya anak yang shalih. Aamien.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Barokallah! selamat mempunyai keponakan Ustadz. Semua diberkahi Allah. Dan semoga adik kecil yang dilahirkan menjadi anak yang shaleh & berbakti pada orang tuanya. Amiin.

abuyahya mengatakan...

JazaakumulLaahu khayran atas do'anya...

Anonim mengatakan...

Barakallaah..
hmm, bukan cucu ustadz, tapi ponakan :p
Semoga dianugerahi syahid.
btw, nuhun tos mampir dan leave a comment. Komennya..heheheh.

Najma mengatakan...

assalamualaikum, salam kenal pak.

Insya Allah sayapun berniat memasukan anak-anak saya ke pesantren saya bercita-cita agar anak saya kelak jadi hafidzah amiiiinnn
buat tabungan pahala buat umi abinya

abuyahya mengatakan...

Makasih kunjungannya, semoga Najma tumbuh menjadi anak saleh (shalihah) yang menjadi tambahan pahala bagi Mas Dian dan teh Mila...Aamien.