Rabu, 12 Maret 2008

Es Kacang Merah

AlhamdulilLaahi wash Shalaatu was Salaamu 'alaa RasuulilLaahi, wa ba'du :

Akhirnya tergerak juga buat nulis lagi ........ ;)

Sejak pindah dari Griya Permai (Perumahan Martuwa Indah ... maksa) pertengahan tahun lalu ke Graha Puspa (yg ini perumahan beneran), saya agak jarang ke tengah kota Bandung. Lebih sering menjalani rute Lembang-Cikole.

Hari Selasa yang lalu saya dan istri saya sengaja janjian di rumah lama kami (Griya Permai, Jln. Veteran 67 Bandung), setelah masing-masing menjalani kesibukan berbeda : istri saya mengobati jasmani di tempat prakteknya, dan saya mengobati rohani ngisi pengajian ;).

Ternyata, paviliun rumah sudah dikontrakkan jadi outlet pempek Palembang. Sambil nunggu, saya makan dulu pempek (tentu setelah telpon nyonya, minta ijin makan duluan) dan memesan es kacang merah (kacang abang), yang baru pertamakalinya saya temui. Khoq bisa ya, kacang merah jadi "merk" es, padahal biasanya disayur? Tapi, karena sering juga makan es campur yang di atasnya ditambah variasi kacang hijau (kacang ijo), saya bersabar saja menunggu pesanan datang. Dalam hati saya berfikir, paling-paling sama aja : ditempatkan sedikit di atas es, buat variasi saja.

Ketika pesanan datang, ternyata dugaan saya sepintas tidak salah. Setumpuk es ditempatkan dalam mangkuk gelas, dan di atasnya ada sedikit kacang merah ditambah susu coklat. Saya tidak sabar lagi, langsung saja saya dulukan menyantap kacang dan coklatnya yang di atas es sampai habis...hmm, ternyata enak juga! Tapi, khoq pelit amat, ya, kacangnya cuma sedikit. Kebayang "penderitaan" menghabiskan es sisanya, karena yang terbaik sudah disantap duluan.

Dengan ogah-ogahan saya santap saja es di bawahnya sesuap demi sesuap. Eh, ternyata di balik timbunan es masih ada sesuatu lagi. SubhaanalLaah, ternyata di dasar mangkuk terdapat buanyaak..kacang merah yang tadi saya "dambakan"! Tentu semangat menghabiskan sisanya berbalik seratus delapan puluh derajat jadi "semangat empat lima". Tas...tuntas!

Apa maksud saya menulis semua ini?

Saya teringat bunyi suatu hadits, yang kurang lebih maknanya : Allah SWT menertawakan hambaNya yang dirundung susah, padahal Allah mengetahui di hadapan hamba tersebut sudah banyak kemudahan yang telah Allah takdirkan.

Nah, selamat ditertawakan, atau lebih baik bersabar saja?

" [5] Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

[6] sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

[7] Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

[8] dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. " (Alam Nasyrah : 5-8).

WalLaahu Ta'aalaa a'lam.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

"es kacang merah" ... hm, jadi pengen (kena promo ust. nih!) seru..seru..seru.. (baca: he..he.. bisa juga ust. nulis model begini) ups, maap ya! kali karna lebih terbiasa 'mendengar ust. abuyahya' daripada 'membaca ust. abuyahya'. luar biasanya firman Allah, dari "es kacang merah" bisa lari ke "Alam Nasyrah". semoga bagiku juga, ada kemudahan di depan setelah sesaat di belakang "merasa" dirundung susah. matur nuwun ...

Anonim mengatakan...

Wah... siang-siang pasti enak ya minum es kacang merah.
Benar Ustadz... kadang kita suka terlalu cepat mengambil kesimpulan dari suatu nikmat Allah...

^13 mengatakan...

Subhanallah... jika tidak keberatan saya mau ngelink bang..

Abuyahya mengatakan...

Ok